Jakarta – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, melaksanakan Gerakan Tanam Kedelai di Kabupaten Cianjur sebagai upaya untuk meningkatkan produksi kedelai nasional, Kamis (19/10).
Gerakan tanam kedelai ini terpusat di Kelompok Tani Mukti, Desa Kanoman Cibeber pada lahan seluas 20 ha. Lahan ini juga merupakan lokasi percontohan untuk aplikasi silika pada kedelai dan merupakan bagian dari bantuan silika seluas 2.500 ha di Jawa Barat.
Kepala Dinas Pertanian Cianjur, Nurdiyati, menyatakan terimakasih atas perhatian Kementan terhadap petani-petani di Cianjur. Gerakan tanam kedelai ini untuk menjaga ketersediaan kedelai nasional khususnya di kabupaten Cianjur dan Provinsi Jawa Barat.
Provitas kedelai di Cianjur saat ini baru mencapai 1.35 ton/ha, sementara rerata provitas Jawa Barat 1,5 ton/ha, mudah mudahan dengan upaya aplikasi teknologi seperti silika ini dapat meningkatkan produktivitas kedelai di Kab Cianjur.
Nurdiyati menambahkan “para petani untuk tidak menyia-nyiakan bantuan pemerintah sarana produksi kedelai ini karena tidak semua poktan mendapatkan bantuan. Tolong jaga tanaman kedelai ini agar hasil panen maksimal dan berkualitas sehingga pendapatan petani bertambah”, ujarnya.
Dengan adanya gerakan tanam ini semoga menambah semangat petani dan stakeholder pertanian cianjur, untuk menjadi sentra utama kedelai di Jawa Barat.
Bersamaan Direktur Akabi, Enie Tauruslina, menyampaikan terimakasih kepada kepala dinas pertanian Kab Cianjur dan jajaran, masyarakat/petani, offtaker kedelai karena Cianjur konsisten dalam menanam kedelai dan merupakan salah satu sentra utama kedelai Jawa Barat dan Nasional. Mari kita bersama sama terus tingkatkan produksi kedelai.
Cianjur juga merupakan salah satu wilayah aplikasi pupuk silika. Pupuk Silika bermanfaat dalam meningkatkan adaptivitas tanaman, tahan terhadap kekeringan, tahan hama dan penyakit dan meningkatkan performa tanaman.
Ia menambahkan “Dinas pertanian provinsi, kabupaten bersama jajarannya diharapkan dapat mengawal uji silika tersebut sehingga manfaatnya dapat disampaikan/ditularkan ke wilayah lainnya. Hal ini sebagai salah satu inovasi peningkatan produksi kedelai dan antisipasi dampak elnino” terang enie.
Ditempat yang berbeda Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi merespon positif kegiatan ini serta menegaskan bahwa sudah saatnya kita berbudidaya tanaman pangan secara cerdas dan bijak. “Kita terus kembangkan teknologi inovatif yang mudah dan murah untuk diduplikasi oleh para petani seperti biosaka. Ini juga membuktikan keseriusan kami untuk terus mengupayakan peningkatan produksi dengan berbasis pertanian berkelanjutan sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian,” tutup Suwandi.