Jakarta – Lahan rawa yang luas di Indonesia sangat berpotensi untuk dapat dimaksimalkan sebagai lahan pertanian di Indonesia. Hal tersebut tergambar dalam Bimtek Propaktani Episode 1053 dengan tema “Maksimalkan Potensi Lahan Rawa Untuk Tanaman Pangan” (Rabu/29-11-2023).
Prof. Haryono Soeparno yang merupakan akademisi dari Binus University menyampaikan besarnya potensi lahan rawa di Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. “Lahan rawa pasang surut yang menghampar sangat luas apabila dikelola dengan baik dapat menjadi sumber daya lahan yang dapat diandalkan sebagai lumbung pangan dan pengentas kemiskinan”, ujar Prof, Haryono.
Aman Nurrahman selaku Widyaiswara Ahli Muda Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang menyampaikan poteni tanaman pangan untuk ditanam di lahan rawa. “Dari lahan rawa di Indonesia seluas sekitar 32 juta Ha yang telah direklamasi menjadi lahan pertanian baru sekitar 3 juta Ha. Namun dari 3 juta Ha tidak seluruhnya menjadi lahan pertanian berkelanjutan yang terus diintensifkan untuk ditanami, sehingga praktis baru hanya sekitar 1 juta Ha yang benar-benar telah termanfaatkan sebagai lahan pertanian”, sebut Aman.
“Adapun yang menjadi pembatas budidaya atau tantangan dalam mengelola pertanian pada lahan rawa yaitu genangan air, kekeringan, keasaman tinggi, keracunan logam dan kekahatan unsur hara. Solusi untuk mengatasi tantangan tersebut antara lain penataan dan penyiapan lahan, tata kelola air, penggunaan varietas adaptif dan benih bermutu, pengelolaan hara dan amelioran, dan pengendalian OPT”, lanjut Aman.
Ketua Harian HKTI Jawa Barat Entang Sastraatmaja menyampaikan perlunya desain atau perencanaan tentang pengembangan lahan rawa di Indonesia. “Perlu disiapkan grand design tentang pengembangan lahan rawa bagi lahan pertanian untuk 25 tahun ke depan. Apalagi dengan adanya IKN, maka perlu dikembangkan ketahanan pangan di daerah penunjang di Kalimantan”, ujar Entang.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mendorong pemanfaatan lahan rawa untuk dimaksimalkan sebagai lahan pertanian. “Bapak Menteri memberikan arahan kepada kami semua untuk peningkatan produksi padi dan jagung tidak hanya pada lahan sawah irigasi tetapi juga di lahan tadah hujan, lahan kering dan juga pada lahan rawa. Untuk lahan rawa semua yang potensi untuk ditanam akan kami maksimalkan baik rawa lebak dan pasang surut dari IP 0 menjadi IP 1. Lahan rawa yang sudah ditanami akan kami dorong peningkatan indeks pertanamannya. Data lahan rawa pasang surut di Indonesia sekitar 20 juta Ha dan rawa lebak sekitar 10 s.d 13 juta Ha. Terbesar di Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan daerah lainnya. Tahun ini lahan rawa sudah mulai dikerjakan dan dilanjutkan pada tahun depan”, jelas Suwandi.
“Sesuai arahan Menteri Pertanian Amran Sulaiman agar kita semua fokus dan bergerak untuk peningkatan produksi pangan, terutama pada produktivitas padi dan jagung, juga kualitas hasil guna mensejahterakan petani”, pungkas Suwandi.
Sebagai informasi KSA BPS bahwa luas panen padi tahun 2023 diperkirakan 10,20 juta hektar dengan produksi 53,63 juta ton GKG atau setara 30,90 juta ton beras. Sedangkan luas panen jagung (pipilan) tahun 2023 diperkirakan 2,49 juta hektar dengan produksi 14,46 juta ton dengan kadar air (KA)14%. Pada tahun 2024, Kementerian Pertanian menargetkan produksi beras 32 juta ton dan produksi jagung mencapai 16 juta ton.