Kulon Progo – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan bersama Balai Besar Peramalan OPT, Balai Proteksi Tanaman Pertanian (BPTP) DIY, Pengendali OPT (POPT), Perangkat Desa serta petani Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus bergerak melakukan pengendalian hama wereng. Hal tersebut lakukan mengingat populasi wereng di DIY meningkat secara signifikan.
Gerakan pengendalian tersebut kembali dilakukan dengan area pengendalian yang lebih luas yakni mencakup 3 desa di 3 kecamatan berbeda di Kulon Progo. Dan hingga hari ini Rabu, 24 April 2024 pelaksanaan gerakan pengendalian masih terus dilakukan di Desa Kaligintung, Kecamatan Temon.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyatakan bahwa Kementan menyambut baik partisipasi pemerintah daerah dalam mengamankan pertanaman. Oleh sebab itu, sebagai upaya perlindungan tanaman dari serangan hama semua harus begerak melakukan pengendalian.
”Saya tentunya apresiasi upaya pemerintah desa yang mau mengatur anggarannya untuk mendanai gerdal ini. Pada dasarnya bantuan dari pusat ini stimulan, namun kami tentu tidak akan membiarkan petani kesulitan sendiri dalam menghadapi serangan hama di lapangan,” kata Suwandi.
“Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman yang menginstruksikan kepada seluruh jajarannya untuk siap siaga mengatasi keluh kesah petani. Harapannya pertanaman sehat, produksi padi meningkat,” Sambung Suwandi.
Sementara itu, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Rachmat mengapresiasi desa-desa yang turut mendukung pengamanan produksi dengan mengalokasikan dana desa untuk gerakan pengendalian.
“Kolaborasi dengan perangkat desa harus dijalin dengan solid. Kami tidak bisa berjalan sendiri. Sekarang yang bisa kita lakukan, rapatkan barisan, perkuat kerja sama untuk kendalikan wereng sampai tuntas. Harapannya, dukungan dana desa seperti ini diikuti oleh desa-desa yang lain,” jelas Rachmat.
Kepala BPTP DI. Yogyakarta, Suharto Budiono menerangkan bahwa sebagai tindak lanjut waspada wereng, pengendalian diperluas ke Kabupaten Bantul yang saat ini juga dilaporkan terserang wereng.
“Pengendalian yang masif dan serentak akan dilakukan juga di Bantul. Kebetulan perangkat desa di Bantul, Desa Poncosari juga mendukung gerakan pengendalian melalui dana desa. Sejauh ini gerakan pengendalian menggunakan dana desa sudah mencapai 170-an hektar di Kulonprogo dan Bantul,” imbuh Suharto.
Selaras dengan pernyataan Supardi, Sarjono, POPT Temon mengungkapkan kesediaannya membimbing petani agar jeli dan waspada atas dinamika populasi wereng seperti saat ini.
“Kami sudah arahkan petani untuk waspada terhadap populasi wereng supaya kondisinya bisa terpantau secara berkala. Saat ini, dengan bantuan dana desa, gerakan pengendalian bisa kami perluas di lokasi-lokasi kritis wereng lainnya,” tutur Sarjono.
Ditemui di lokasi gerakan, Kepala Desa Kaligintung, Mukholish Fuad menyatakan kesiapannya mendukung pengamanan pertanaman melalui bantuan dana desa.
“Saat ini tanaman padi di Desa Kaligintung memang sedang terserang wereng dan kondisi ini dikuatirkan mempengaruhi ketersediaan pangan. Kami selaku pemerintah desa tentunya berusaha maksimal membantu petani agar tanaman padi ini bisa aman hingga panen. Bahan pengendali dan teknologi yang ada sudah kami mobilisasi, termasuk drone untuk membantu pengendaliannya di sawah,” jelas Mukholish.
Pemanfaatan teknologi yang ada merupakan salah satu upaya perangkat desa setempat untuk memotivasi masyarakat, terutama generasi muda dalam bertani modern. Hal ini kaitannya untuk membangkitkan minat generasi muda untuk berkarya di daerah asalnya.
Menyambut partisipasi aktif perangkat desa dan masyarakat setempat dalam mengamankan pertanaman dari serangan wereng, Supardi, Koordinator POPT Kab. Kulonprogo menyatakan kesiapan POPT dalam mendampingi petani melakukan pengendalian di lapangan.
“Keberadaan wereng di Kulon Progo rata-rata sudah menyebar di 12 Kapanewon. Untuk menangani ini, kami sudah memobilisasi stok bahan pengendali yang ada, baik hayati maupun kimia. Fokus kami selaku POPT di lapangan saat ini yaitu kerja keras, kerja nyata, dan kerja sama supaya populasi wereng cepat menurun,” tutur Supardi.